Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif - Hallo sahabat kejar paket c, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Berpikir Kreatif, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pembelajaran, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Berpikir Kreatif
link : Berpikir Kreatif
Anda sekarang membaca artikel Berpikir Kreatif dengan alamat link https://kejar-paket-c-di-indonesia.blogspot.com/2019/09/berpikir-kreatif.html
Judul : Berpikir Kreatif
link : Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif
Kelebihan insan dibanding dengan mahluk ciptaan Tuhan lainnya terletak pada kemampuan otaknya untuk berpikir. Otak diyakini sebagai alat bagi insan untuk menjalani kehidupan lebih baik. Namun demikian belum banyak orang yang mengetahui wacana otak dan memanfaatkan potensi otak. Potensi otak seringkali diibaratkan para jago sebagai raksasa yang tertidur. Sangat besar sangat besar lengan berkuasa tetapi tidak berdaya atau tidak mengahsilkan sesuatu yang luar biasa alasannya yakni dibiarkan terus tidur.
Otak merupakan tempat berpikir, belajar, memecahkan masalah, mengingat, mencicipi banyak sekali perasaan, munculnya gagasan, tidur dan bermimpi. Berat otak rata-rata 1.4 kg. Otak tidak bergerak tetapi kegiatan sarafnya menakjubkan, menghabiskan seperlima dari semua energi yang diperlukan tubuh. Setiap pikiran dan gerakan insan dikendalikan oleh otak. Otak jauh lebih rumit dan canggih dari komputer manapun. Otak memungkinkan kita berpikir, beribicara, mendengar, melihat, merasa dan bergerak. Otak tidak pernah berhenti bekerja alasannya yakni didalam otak terdapat miliaran neuron (saraf) . Neouron membawa jutaan pesan ke otak dan berfungsi sebagai penghubungan antara badan dan otak. Ketika pesan mencapai saraf, otak menyeleksi dan mengirim perintah pada tubuh.
============================================
============================================
Otak insan yakni three in one, terdiri dari 3 serpihan dalam 1 otak yaitu: batang otak, otak kecil dan otak besar. Batang otak merupakan serpihan otak sebelah ka- nan bawah tempat bertemu dengan saraf utama badan yaitu sumsum tulang belakang. Batang otak mengontrol proses-proses dasar yang penting bagi kehidupan mirip bernafas, denyut jantung, mencerna makanan dan sistem badan lain yang mendukung semoga insan hidup.
Otak kecil (serebelum) yakni serpihan yang berkerut dan lingkaran di serpihan belakang otak. Bagian ini mengolah pesan-pesan dari pusat motor (saraf), memisah-misahkan dan mengaturnya dengan sangat rinci untuk dikirim keratusan otot tubuh. Dengan kapasitas otak ini kita berguru gerakan yang terlatih dan seksama sperti menulis, naik sepeda, mengetik atau bermain musik atau ketiganya sekaligus hampir tanpa berpikir. Otak besar yakni serpihan utama, merupakan serpihan atas otak. Berbagai kawasan pada permukaan (korteks) berkaitan dengan sinyal syaraf ke dan dari serpihan tubuh. Misalnya pesan-pesan dari mata diteruskan pada pusat visual sehingga ditentukan informasi apa yang sedang dilihat oleh mata.
Manusia dianugrahi kemampuan dan kekuatan berpikir dengan sumber data ingatan pada setiap sel neuron yang berfungsi sebagai sistem yang memproses informasi. Manusia mempunyai kurang lebih 180 bilion neurons dan setiap neurons sanggup berkoneksi dengan 1.000 hingga 15.000 neurons yang lain untuk menciptakan banyak sekali keputusan sebagai hasil berpikir. Artinya intinya ada lebih 1.000 hingga 15.000 kemungkinan atau alternatif keputusan atau solusi yang sanggup dibentuk dengan kapasitas berpikir yang kita miliki.
Potensi otak insan pada koridor 3 in 1, 2 belahan kiri dan kanan, mempunyai kapasitas mental serta gelombang elektromagnetis. Otak 3 in 1 alasannya yakni insan mememiliki tiga otak dalam 1 otak yangberfungsi secara terintegrasi. Otak yang pertama yakni otak yang mengatur sistem–sistem organ-organ badan yang menopang insan hidup, dari mulai sistem pernafasan, aliran darah hingga sistem pencernaan. Otak kedua mengatur wacana seks, kesehatan, emosi dan memori jangka pendek. Otak ketiga mengatur bagaimana berpikir dan memori jangka panjang.
Otak insan terdiri dari dua belahan otak, yaitu belahan otak kiri yang mengatur logika matematika dan belahan otak kanan yang mengatur seni, humaniora, dan perasaan. Memiliki kapasitas mental intelegensi jamak dan talenta yang mensugesti kecenderung berpikir, cara dan kualitas bertindak, keberminatan, serta teladan bekerja dan belajar. Otak mempunyai gelombang otak yang mengatur kewaspadaan, tidur, konsentrasi dan berpikir, dan beristrahat.
Masalahnya berdasarkan penelitian para jago otak, insan tidak memafaatkan kapsitas otaknya. Manusia hanya mempergunakan 10% kemampuan berpikirnya. Salah satu cara mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas otak yakni membuatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi salah satunya berpikir kreatif.
A. Berpikir
Berpikir yakni memanipulasi data, fakta dan informasi untuk menciptakan keputusan berperilaku. Jangkauan pikiran dimulai dari lamunan biasa, selanjutnya pemecahan kasus yang kreatif. Aktivitas mental dalam perasaan dan pemahaman bergantung pada peransangan dari luar dalam proses yang disebut sensasi dan atensi. Proses mental yang lebih tinggi yang disebut berpikir terjadi di dalam otak. Mengingat kembali mengundang pengalaman terdahulu ke alam pikiran dan mulai membentuk rantai asosiasi. Rantai asosiasi tidak merujuk pada apa yang secara nyata kita lihat tetapi sebagai khayalan-khayalan mental.
Asosiai bebas yakni melompat dari satu pemikiran kepemikiran lainnya. Aosiasi bebas merupakan pemikiran yang tidak terkendali tergantung daya imajinasi dan eksplorasi pikiran. Asosiasi bebas merupakan salah satu sifat dari bengong atau mengkhayal. Kebanyakan pemikiran insan tidak terkendali.
Pikiran terarah atau pikiran pemecahan kasus dianggap sebagai jenis pikiran yang paling tinggi. Pemikiran akan terarah apabila kita merencanakan apa tidakan yang akan dilakukan. Pemecahan kasus akan terjadi manakala secara nyata ditemukan hal yang dirasakan mengganggu baik secara fisik maupun mental. Bentuk pemikiran yang paling tinggi berkenaan dengan arti atau makna dan konsep dari sesuatu, sehingga lebih bersifat absurd dibandingkan hal-hal yang nyata.
Seseorang yang yang mudah berpikir melalui sesuatu yang nampak dari gerakan fisik tertentu yang ditangkap alat dria. Seorang ilmuan melihat hal yang sama akan memandang kejadian atau kejadian dalam kerangka teori, konsep atau aturan tertentu. Pemecahan kasus terus berkembang dengan membayangkan kekerabatan gres antara abstrasi-abstraksi (bayangan/ imajinasi mental). Suatu kekerabatan gres ditentukan berdasarkan suatu pemahaman atau pengertian.
Fungsi mental pemahaman, ingatan dan berpikir saling teradin dan berafiliasi alasannya yakni insan memahami, mengingat dan berpikir dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan mental dilakukan oleh sel-sel saraf yang sama dalam didalam otak alasannya yakni sel-sel otak tertentu sedang bekerja dengan cara tertentu untuk menghasilkan keputusan tertentu. Makin banyak informasi, data, fakta disampaikan sebagai pesan oleh sel-sel saraf, merangsang banyak sel otak pada banyak serpihan bekerja sehingga dihasilkan pemikiran yang kompleks wacana sesuatu hal.
Sutan Takdir Alisjahbana. menyatakan bahwa pikiran memberi insan pengetahuan yang sanggup dipakainya sebagai pedoman dalam perbuatannya, sedangkan kemauanlah yang menjadi pendorong perbuatan mereka. Oleh alasannya yakni itu berfikir merupakan atribut penting yang menjadikan insan sebagai manusia, berfikir yakni fondasi dan kemauan yakni pendorongnya.
Kalau berfikir (penggunaan kekuatan akal) merupakan salah satu ciri penting yang membedakan insan dengan hewan, kini apa yang dimaksud berfikir, apakah setiap penggunaan kecerdikan sanggup dikategorikan berfikir, ataukah penggunaan kecerdikan dengan cara tertentu saja yang disebut berfikir. Para akhli telah mencoba mendefinisikan makna berfikir dengan rumusannya sendiri-sendiri, namun yang terang tanpa kecerdikan nampaknya kegiatan berfikir mustahil sanggup dilakukan, demikian juga pemilikan kecerdikan secara fisikal tidak serta merta mengindikasikan kegiata berfikir.
Menurut J.M. Bochenski pengertian berfikir yakni perkembangan inspirasi dan konsep, definisi ini nampak sangat sederhana namun substansinya cukup mendalam, berfikir bukanlah kegiatan fisik namun merupakan kegiatan mental, bila seseorang secara mental sedang mengikatkan diri dengan sesuatu dan sesuatu itu terus berjalan dalam ingatannya, maka orang tersebut bisa dikatakan sedang berfikir. Jika demikian berarti bahwa berfikir merupakan upaya untuk mencapai pengetahuan. Upaya mengikatkan diri dengan sesuatu merupakan upaya untuk menjadikan sesuatu itu ada dalam diri (gambaran mental) seseorang, dan kalau itu terjadi tahulah dia, ini berarti bahwa dengan berfikir insan akan bisa memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan itu insan menjadi lebih bisa untuk melanjutkan kiprah kekhalifahannya di muka bumi serta bisa memposisikan diri lebih tinggi dibanding makhluk lainnya.
Sementara itu berdasarkan Partap Sing Mehra pengertian berfikir (pemikiran) yaitu mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui. Definisi ini mengindikasikan bahwa suatu kegiatan berfikir gres mungkin terjadi kalau akal/pikiran seseorang telah mengetahui sesuatu, kemudian sesuatu itu dipergunakan untuk mengetahui sesuatu yang lain, sesuatu yang diketahui itu bisa merupakan data, konsep atau sebuah idea, dan hal ini kemudian berkembang atau dikembangkan sehingga diperoleh suatu yang kemudian diketahui atau bisa juga disebut kesimpulan. Dengan demikian kedua definisi yang dikemukakan akhli tersebut intinya bersifat saling melengkapi. Berfikir merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuan tersebut proses berfikir sanggup terus berlanjut guna memperoleh pengetahuan yang baru, dan proses itu tidak berhenti selama upaya pencarian pengetahuan terus dilakukan.
Menurut Jujus S Suriasumantri, pengertian berfikir merupakan suatu proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang kesannya hingga pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dengan demikian berfikir mempunyai gradasi yang berbeda dari berfikir sederhana hingga berfikir yang sulit, dari berfikir hanya untuk mengikatkan subjek dan objek hingga dengan berfikir yang menuntut kesimpulan berdasarkan ikatan tersebut. Sementara itu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfikir meliputi hal-hal sebagai berikut yaitu:
- Conception (pembentukan gagasan)
- Judgement (menentukan sesuatu)
- Reasoning (Pertimbangan pemikiran/penalaran)
bila seseorang menyampaikan bahwa beliau sedang berfikir wacana sesuatu, ini mungkin berarti bahwa beliau sedang membentuk gagasan umum wacana sesuatu, atau sedang memilih sesuatu, atau sedang mempertimbangkan (mencari argumentasi) berkaitan dengan sesuatu tersebut.
Cakupan proses berfikir sebagaimana disebutkan di atas menggambarkan bentuk substansi pencapaian kesimpulan, dalam setiap cakupan terbentang suatu proses (urutan) berfikir tertentu sesuai dengan substansinya.
B. Tingkat Berpikir Kreatif
Terdapat tiga tingkat berpikir kreatif. Semiawan (1990) mengemukakan tiga tingkat kreativitas yang masing-masing tingkat mempunyai ciri kognitif dan afektif. Tingkatan kreatif meliputi: (a) fungsi divergen; (b) proses pemikiran dan perasaan yang majemuk; dan (c) keterlibatan dalam tantangan-tantangan nyata.
1. Tingkat I: Fungsi Divergen
Tingkat ini merupakan awal proses kreatif. Anak yang melaksanakan latihan pada tingkat ini akan membuatkan kemampuan divergen, yaitu keterbukaan terhadap banyak sekali kemungkinan. Secara kognitif anak membuatkan fungsi-fungsi divergen meliputi perkembangan dari kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan keterincian (elaboration) dalam berpikir.
Selanjutnya Semiawan menjelaskan, bahwa tingkat pertama yang disebut tingkat kreatif meliputi kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman, kesediaan mendapatkan kesamaran atau kedwiartian (ambiguity), kepekaan terhadap kasus dan tantangan, rasa ingin tahu, keberanian mengambil risiko, kesadaran, dan kepercayaan kepada diri sendiri. Tingkat ini merupakan landasan atau dasar di mana berguru kreatif berkembang. Dengan demikian, tahap ini meliputi sejumlah metode dan teknik yang sanggup dipandang sebagai dasar dari berguru kreatif.
Pengawas sanggup mendorong diri sendiri dan orang lain untuk terbuka terhadap hal-hal baru, membuatkan kepekaan terhadap banyak sekali permasalahan yang dihadapi orang lain dalam sitasi yang dihadapi alasannya yakni latar belakang dirinya, serta keberanian untuk menanggung resiko kemungkinan apa yang dikerjakan salah atau gagal. Menanamkan pikiran pada diri sendiri maupun orang lain bahwa kesuksesan yakni kemauan untuk bangun dari kegagalan. Kesuksesan yakni 9 kali gagal dengan 10 kali bangun .
2. Tingkat II: Proses pemikiran dan perasaan yang beragam
Pada tingkat ini terjadi peningkatan kemampuan kreatif serta ciri afektif dan kognitif anak lebih diperluas dan diterapkan. Segi pengenalan dari tingkat II ini meliputi penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (evaluasi). Di samping itu, termasuk juga transformasi dari beraneka produk dan isi, keterampilan metodologis atau penelitian, dan pemikiran yang melibatkan analogi dan kiasan (metaphor).
Segi afektif pada tingkat ini meliputi keterbukaan terhadap perasaan-perasaan dan konflik yang majemuk, mengarahkan perhatian kepada masalah, penggunaan imajinasi dan tamsil, meditasi dan kesantaian (relaxation), serta pengembangan “keselamatan” psikologis dalam berkreasi atau mencipta. Terdapat pementingan yang nyata pada pengembangan kesadaran yang meningkat, keterbukaan fungsi-fungsi pra-sadar, dan kesempatan-kesempatan untuk pertumbuhan pribadi.
Guru harus bisa mendorong diri dan penerima didik untuk menjadi individu yang siap mendapatkan kritik sebagai serpihan dari pandangan yang berbada atau pandangan dari sudut pandang lain terhadap suatu objek atau permasalahan yang dihadapi. Pada suatu kritik selalu terdapat dimensi yang luput dari perhatian awal. Kritik yang disertai kondisi emosional sekalipun mengandung unsur yang tidak menjadi perhatian aktivis inspirasi alasannya yakni kekurang pekaan terhadap permasalahan yang mungkin dihadapi oleh orang lain terhadap suatu keadaan.
3. Tingkat III: Keterlibatan dalam tantangan-tantangan yang nyata
Proses kreatif pada tingkat pertama dan kedua merupakan dasar bagi keterlibatan afektif dan kreatif terhadap permasalahan dan tantangan yang nyata. Anak mengalami keterlibatan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berdikari dan yang diarahkannya sendiri. Siswa berguru kreatif mengarah pada identifikasi tantangan-tantangan atau masalah-masalah yang berarti, pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah-masalah itu, dan pengelolaan sumber-sumber yang mengarah pada perkembangan hasil atau produk (Semiawan, 1990).
Pada tingkat III meliputi internalisasi nilai-nilai dan sistem nilai (Kratwohl dkk., 1964), keterikatan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang produktif, dan upaya untuk mencari pengungkapan (aktualisasi) diri dalam hidup (Maslow, 1968).
Guru harus bisa mendorong diri dan siswa untuk mengajukan banyak sekali pertanyaan yang berkenaan dengan objek yang mungkin secara nyata dan mungkin dalam imajinasi dan menjadikan pertayaan-pertanyaan tersebut sebagai stimulasi tantangan untuk menuntaskan permasalahan. Memikirkan banyak sekali sumber daya dalam diri dan lingkungan yang sanggup dimanfaatkan atau terkait dengan permasalahan sehingga berkontribusi menghasilkan solusi yang efektif. Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru, berpikir positif apa manfaat atau laba yang sanggup diperoleh, lakukan dengan bahagia sebagai pengalaman pembelajaran maka kita menemukan dunia yang terbuka lebar dengan banyak sekali kemungkinan.
C. Langkah-langkah Berpikir Kreatif
Menurut John Dewey proses berfikir mempuyai urutan-urutan (proses) sebagai berikut :
- Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk pembiasaan terhadap alat, sulit mengenai sifat, ataupun dalam menandakan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
- Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
- Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
- Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
- Menguatkan pembuktian wacana ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Sementara itu Kelly mengemukakan bahwa proses berfikir mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
- Timbul rasa sulit
- Rasa sulit tersebut didefinisikan
- Mencari suatu pemecahan sementara
- Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut yakni benar.
- Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental
- Mengadakan penelitian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehingga kembali mengakibatkan rasa sulit.
- Memberikan suatu pandangan ke depan atau citra mental wacana situasi yang akan tiba untuk sanggup memakai pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfikir mirip tersebut di atas lebih menggambarkan suatu cara berfikir ilmiah, yang intinya merupakan gradasi tertentu disamping berfikir biasa yang sederhana serta berfikir radikal filosofis, namun urutan tersebut sanggup membantu bagaimana seseorang berfikir dengan cara yang benar, baik untuk hal-hal yang sederhana dan konkrit maupun hal-hal yang rumit dan abstrak, dan semua ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh orang yang berfikir tersebut.
Langkah-langkah berpikir kreatif sanggup diidentifikasi dalam lima langkah yaitu : mempergunakan bahasa mental otak, meningkatkan daya ingat, menguasai teknik mengingat, menciptakan peta pikiran serta memahami karakteristik kuadran berpikir dan mempergunakan untuk menuntaskan masalah
Lalu bagaimana Langkah-langkah Berpikir Kreatif? Berikut ini klarifikasi wacana langkah-langkah berpikir kreatif, yaitu:
Lalu bagaimana Langkah-langkah Berpikir Kreatif? Berikut ini klarifikasi wacana langkah-langkah berpikir kreatif, yaitu:
1. Mempergunakan Bahasa Mental Otak
Berpikir kreatif dimulai dengan mempergunakan bahasa mental otak yaitu verbal, matematik, visual dan berpikir sensory.
a) Bahasa mulut yakni membayangkan skenario suatu kejadian atau merunut hal yang terjadi dalam suatu kejadian atau kejadian. Misalnya anak kesiangan dan takut untuk masuk kelas, bayangkan hal yang mungkin mengakibatkan anak kesiangan, kecemasan yang ada pada pikiran anak, dan reaksi guru dan teman-teman pada dikala anak mengetuk pintu.
b) Bahasa matematika yakni asumsi yang berafiliasi dengan ukuran, antara lain : besaran, jumlah, bobot, isi, waktu, dan jarak. Contoh : kelas ukuran 8 x 9 m sanggup terisi dengan berapa dingklik dan kursi semoga tetap ada jarak antar dingklik sehingga bisa menampung berapa jumlah siswa semoga sanggup berguru dengan nyaman.
c) Bahasa Visual adalah menampilkan bermacam-macam informasi dalam satu skema atau gambar. Contoh foto kegiatan sekolah memperlihatkan informasi kondisi sekolah berafiliasi dengan tata letak, bentuk bangunan, keterkaitan dengan lingkungan, dan kegiatan yang terjadi di sekolah.
d) Berpikir sensory yakni memperlihatkan perhatian terhadap banyak sekali hal yang menstimulasi alat indra. Tingkat perhatian menghasilkan informasi, data dan fakta yang akan di manipulasi oleh otak sebagai proses berpikir. Contoh kalau melewati wc sekolah tercium anyir tidak nyaman coba recek kondisi kolam air dan air di wc tersebut. Jika kolam air kecil dan air tidak mengalir pada waktu keran di buka artinya bukan hanya siswa yang mungkin tidak tahu aturan kebersihan tapi sarana yang ada tidak mendukung.
Penggunaan bahasa mental lebih dari satu menstimulasi kapasitas otak untuk memanipulasi banyak sekali informasi, data dan fakta usang yang tersimpan dalam memori maupun informasi, data dan fakta gres yang dihasilkan dari proses atensi dan sensasi. Pesan yang diterima otak menjadi lengkap dan komprehensif sehingga kemungkinan alternatif solusi menjadi lebih banyak dan lebih mendasar. Paling tidak minimal ada 4 kemungkinan berdasarkan analisa bahasa mental yang digunakan, ada 16 kemungkinan yang realistik dan secara optimal ada 256 kemungkinan yang sanggup dipilih untuk diseleksi dan dianalisa ketepatan penggunaan berdasarkan kebutuhan yang ditetapkan oleh individu.
Pada dikala dihadapkan pada suatu kasus paling tidak harus mencari tahu dan mempertimbangkan urutan kejadian dan kekerabatan antar peristiwa. Melengkapi informasi dengan data-data baik secara kuantitas dan kualitas. Memberikan perhatian terhadap banyak sekali hal yang secara nyata terjadi. Akhirnya semua informasi yang diterima diformulasikan/ ditampilkan dalam suatu peta kasus atau pikiran sehingga nampak terang koneksitas, kebutuhan dan kemungkinan solusi.
2. Meningkatkan ingatan (daya ingat/ memori)
Langkah kedua berpikir kreatif yakni meningkatkan ingatan dengan cara :
- mempraktikkan, mempraktikkan apa yang dipelajari. Contoh untuk mengingat fungsi-fungsi sajian pada komputer harus mempraktekkan penggunaannya.
- mengulang, mengulang hal-hal yang sudah dipelajari. Contoh membaca kembali banyak sekali teori.
- memberikan perhatian, memperlihatkan tanda, menuliskan pada buku catatan harian apa-apa yang harus dikerjakan. Contoh memberi stabilo dengan warna yang berbeda untuk kegiatan yang berbeda. Memberikan perhatian terhadap pembicaraan orang lain. Mencatat hal-hal penting yang memerlukan respon baik secara umum maupun khusus sehingga perlu diskusi dan rancangan kegiatan yang spesifik.
- mengobservasi, memperlihatkan perhatian lebih detail pada setiap aspek yang berafiliasi fokus perhatian. Contoh : memperhatikan selama kecenderungan siswa kesiangan.
- Melakukan studi kasus secara longitudinal kecenderungan kebiasaan berguru penerima didik. Mengobservasi secara pribadi proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas sehingga memperoleh umpan balik kompetensi keterampilan mengajar guru sehingga sanggup dirumuskan rekomendasi training guru yang lebih efektif.
- sikap dan gaya hidup, membuatkan perhatian, peka dan tenggang rasa terhadap banyak sekali kasus kehidupan disekitar. Contoh memperlihatkan perhatian terhadap data kondisi ekonomi siswa sehingga bisa berempati terhadap siswa-siswa yang merasa kesulitan untuk membayar uang sekolah. Memahami situasi dan budaya sekolah sehingga tidak berpenampilan berlebihan pada saat melakukan pembinaan dan pengawasan ke sekolah apalagi kalau sekolah-sekolah yang dikunjungi yakni sekolah rintisan
3. Teknik Mengingat
Langkah ketiga berpikir kreatif yakni menguasai banyak sekali teknik mengingat. Teknik mengingat antara lain : asosiasi, subsitusi, kekerabatan antar peristiwa, phonetik alfabet (jembatan keledai), memutuskan ingatan (memory pegs).
a) Teknik asosiasi, mengasosiasi sesuatu terhadap suatu benda atau peristiwa. Contoh : zebra yakni kuda belang-belang, baju bermotif belang-belang, dan mobil. Menyimpan buku yang harus dibawa ke sekolah yang di kunjungi di meja tamu pada malam hari untuk mengingatkan keesokan harinya harus berangkat ke sekolah binaan. Pengawas sanggup memutuskan ciri khas dari satu sekolah dan selanjutnya dijadikan asosiasi wacana sekolah tersebut.
b) Subsitusi, mensubsitusi kata pada hal yang ingin diingat. Contoh teknik menghafal nama :
1) dengarkan dan pahami nama, kalau menyulitkan mintalah untuk mengulang secara perlahan
2) ulangi nama tersebut pelan-pelan dan beri pementingan khusus pada sesuatu yang menarik dari nama tersebut. Contoh Yusi (you see)
perhatikan wajahnya hal apa yang menarik dan gampang diingat. Contoh berkerudung
3) hubungkan citra hal menarik dengan subsitusi. Contoh yoo see berkerudung.
c) Hubungan antar peristiwa. Contoh : Standar isi – kompetensi, Ujian Nasional - Nilai kelulusan, Gerak jatuh bebas – orang terpeleset
d) Phonetic Alphabet (lebih sering disebut jembatan keledei). Contoh: spectrum warna “mejikuhibingiu” merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.
e) Menetapkan ingatan (memory pegs). Mengingat sesuatu yang akan dihafal pada benda-benda di sekeliling. Contoh menghafal nama-nama guru pada sekolah binaan dengan mengingat benda di sekeliling sekolah
4. Membuat Peta Pikiran
Langkah keempat berpikir kreatif adalah menciptakan peta berpikir. Langkah menciptakan peta berpikir sebagai beikut :
- tetapkan topik/ tema utama
- pikirkan faktor, ide, konsep, komponen utama yang berafiliasi pribadi dengan topik atau tema. Gunakan kata-kata kunci untuk setiap konsep
- konsentrasi untuk membuatkan inspirasi dengan menghubungan setiap faktor, ide, konsep atau komponen dengan memakai pendekatan kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan)
- organisasikan mana yang menjadi prioritas dengan memberi warna, catatan atau gejala lain yang sanggup menarik perhatian
- anda siap menuliskan atau memaparkan pada orang lain
Peta pikiran membantu seseorang melihat kasus secara komprehensif kontekstual. Artinya setiap hal yang berafiliasi baik secara pribadi maupun tidak pribadi dengan permasalahan diidentifikasi, diberi perhatian khusus pada faktor-faktor yang penting dan akan sangat mengganggu bilamana tidak diperhatikan atau diantisipasi. Kemampuan menciptakan peta pikiran memperlihatkan kecerdasan seseorang dalam menyikapi kasus dan merancang solusi yang paling memungkinkan dilakukan.
5. Kuadran Berpikir dan Penyelesaian Masalah
Langkah kelima berpikir kreatif yakni memahami karakteristik kuadran berpikir dan mempergunakan untuk menuntaskan masalah. Kuadran berpikir terbagi dalam empat kuadran yaitu :
- kuandran A berpikir analitik, berpikir mempergunakan data, fakta dan logika. Belajar secara ekternal, menjadi detektif dan melaksanakan eksplorasi untuk mendefinisikan permasalahan yang dihadapi. Contoh : mengumpulkan data, fakta dan informasi yang terkait pribadi maupun tidak pribadi dengan permasalahan proses seleksi siswa.
- kuadran B berpikir sekuensial, berpikir secara terstruktur, memperhatikan detail, disiplin dan perancanaan yang matang. Mengembangkan kebiasaan berguru dan bekerja secara teratur dan efektif sehingga bisa merancang implementasi solusi secara matang. Contoh : memfasilitasi penyusunan rancangan kegiatan pembelajaran selama 1 ( satu) tahun anutan sesuai kalender akadmik dan tuntutan standar isi.
- Kuadran C berpikir interpersonal, berpikir dengan memperhatikan nilai, simbol, komunikasi dan perasaan. Belajar secara interaktif dari pengalaman, umpan balik, diskusi maupun sistem nilai sehingga sanggup memperlihatkan penilaian solusi yang paling mungkin dilakukan untuk menuntaskan masalah. Contoh : menginisiasi pengembangan acara sukses ujian nasional dengan memperkuat rasa percaya diri siswa, guru dan pimpinan sekolah.
- Kuadran D berpikir imaginatif, berpikir internal membuatkan pemahaman dan visualisasi dengan memutuskan visi, konteks, impian masa depan dan inovasi. Memformulasikan inspirasi umum dan mengevaluasi ide-ide kreatif yang diprediksi mungkin dilakukan untuk menuntaskan masalah. Contoh : ketertarikan siswa tingkat menengah pada bahasa absurd dikembangkan dalam bentuk memfasilitasi area berbahasa asing.
Walaupun individu akan memperlihatkan kuadran mayoritas dalam karakteristik berpikir tetapi kuadran lain sanggup dioptimalkan sehingga berkontribusi terhadap penyelesaian kasus secara kreatif. Individu menjadi tidak bisa berpikir kreatif alasannya yakni mengalami kendala mental. Hambatan mental meliputi asumsi yang salah wacana diri, kebiasaan dan sikap. Hambatan mental tersebut sanggup ditanggulangi dengan mengimplementasikan kuadran berpikir. Secara spesifik sebagai berikut :
- hambatan mental alasannya yakni asumsi yang salah, yaitu menyakini ” saya tidak kreatif”. Seorang yang berpikir intelegen yakni seorang pemikir yang baik. Cari fakta-fakta dengan kuadran A kemudian dengan waktu yang ada yakinlah ” mengapa tidak untuk menjadi lebih kreatif”, atau ”orang lain bisa mengapa saya tidak”
- hambatan mental alasannya yakni kebiasaan : (a) menyakini hanya ada satu balasan benar padahal ada banyak kemungkinan balasan dari pertanyaan. (b) Masalah dilihat sebagai sesuatu yang rumit dan membebani sehingga terisiolasi dalam kasus padahal setiap kasus tidak lepas dari konteksnya sehingga ada banyak kemungkinan penyelesaian sesuai konteks. (3) Ada banyak aturan yang harus ditaati dalam menuntaskan kasus dan harus diyakini ada banyak sumber daya yang sanggup kita manfaatkan. Kaprikornus gunakan kuandran B, buat perencaan secara kreatif.
Hambatan mental alasannya yakni sikap dan emosi. (a) Berpikir negatif, berprasangka, rendah diri. Pandanglah kasus sebagai sesuatu yang menarik atau berbeda, jangan takut, memang tidak baik tetapi juga tidak buruk. Bersikap positif atau netral. (b) takut berbuat salah atau takut mengambil resiko gagal. Padahal kita tidak akan maju kalau tidak mau menghadapi tantangan dan berguru untuk menuntaskan kasus bukan dari masalah, (c) bimbing menciptakan keputusan alasannya yakni tidak mempunyai informasi yang cukup, jadi manfaatkan sebagai kesempatan menjadi kreatif dengan mencari lebih banyak informasi. Kaprikornus positif dan perhatian, mustahil menjadi sukses tanpa kesalahan. Perkuat kuadran C.
Setting ulang dan dukung untuk berpikir kreatif dengan membuatkan secara hati-hati kuadran D. Gunakan seluruh kapasitas otak . (1) Mulai dengan memotivasi diri dan memberi arahan pada diri, kita sanggup melaksanakan apa yang kita pikirkan. (2) Bersikap positif dan optimistik tetapi realistik. (3) Belajar bertanggung jawab terhadap sikap adan tindakan yang kita lakukan. (4) seting ulang lingkungan sehingga memfasilitasi tindakan yang kreatif. Kreativitas bukan sesuatu yang terjadi begitu saja maka rencanakan untuk menjadi kreatif.
Setiap orang harus mengidentifikasi diri mayoritas berada pada kuadran mana, terus melaksanakan latihan sehingga potensi berkembang optimal, berlatih membuatkan keterampilan pada kuadran lain sehingga menjadi kemampuan yang mendukung potensi utama. Seseorang hendaknya berguru meghilangkan hambatan-hambatan mental yang menghalangi berkembangnya kemampuan berpikir. Mulailah dengan meyakinkan diri bahwa saya mempunyai potensi dan jangan membiasakan diri membuang energi untuk pemikiran-pemikiran menyeramkan yang belum tentu terjadi atau sibuk beriri hati pada orang yang bisa melaksanakan tapi tidak melaksanakan apapun.
Sugesti positif pada diri menambahkan enegripiskologis, sebaliknya sugesti negatif menghilangkan energi psikologis. Setiap orang perlu berguru mengelola diri atau mengendalikan diri. Dimulai dengan kendalikan pikiran dan perasaan pada hal yang positif sehingga tindakan yang dilakukan positif. Kendalikan konsekwensi yang akan diterima dengan mengendalikan tindakan yang dilakukan. Tetapkan tujuan hidup dan kegiatan yang terang dengan indikator keberhasilan dan kegagalan. Buat perencanaan kehidupan secara tegas dan konsewens terhadap perencanaan yang dibuat. Beri diri hadiah kalau berhasil mencapai tahapan sesuai rancangan dan berikan eksekusi yang membangun bila tidak berhasil mencapai.
Demikianlah Artikel Berpikir Kreatif
Sekianlah artikel Berpikir Kreatif kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Berpikir Kreatif dengan alamat link https://kejar-paket-c-di-indonesia.blogspot.com/2019/09/berpikir-kreatif.html
0 Response to "Berpikir Kreatif"
Post a Comment