Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar

Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar - Hallo sahabat kejar paket c, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Guru SD, Artikel Matematika SD, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar
link : Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar

Baca juga


Related

Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar

Guru diharapkan tidak lagi fokus pada mengajarkan bahan Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Pola Ajar
Guru diharapkan tidak lagi fokus pada mengajarkan materi, tetapi juga skill memakai matematika dalam kehidupan sehari-hari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengaku telah mendeteksi tanda-tanda darurat matematika pada akseptor didik di Indonesia. Karena itu, sebagai solusi pemerintah akan lebih memperkuat contoh asuh bernalar tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS).

"Karena itu tahun ini kita juga sudah memberlakukan ujian nasional dengan standar HOTS untuk merespon ketertinggalan siswa-siswa kita di dalam matematika," kata Muhadjir yang kutip dari Republika (13/11/2018).

Melalui contoh asuh dan ujian yang berstandar HOTS diharapkan bisa mengasah otak siswa untuk mencerna mata pelajaran lain. Seperti mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan bahan lain yang diharapkan untuk menghadapi abad revolusi industri 4.0.

"Di abad digital dan revolusi industri 4.0 ini kan siswa harus menguasai keterampilan 4C yang terdiri dari critical thinking, collaboration, communication skill dan creativity dan saya tambahkan satu lagi yaitu percaya diri," terang Mendikbud.

Untuk mengoptimalkan contoh asuh HOTS di kelas, Kemendikbud juga telah melaksanakan training secara besar-besaran kepada guru matematika dan IPA. Pelatihan itu dimaksudkan supaya guru juga memahami bagaimana esensi dari proses berguru yang bernalar tinggi atau HOTS.

Kemendikbud mengaku juga telah bekerja sama dengan beberapa pihak. Diharapkan, upaya yang sekarang telah dilakukan bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap bahan matematika di sekolah. Begitu pun guru diharapkan bisa meningkatkan mutu ajarnya.

Indonesia dinilai sudah gawat darurat dalam matematika. Buruknya kualitas matematika masyarakat Indonesia ini didasarkan atas sejumlah penelitian yang dilakukan peneliti kredibel dunia. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada kemampuan siswa dalam berpikir dan bernalar, serta menuntaskan permasalahan sehari-hari.

Studi Indonesian National Assessment Program (INAP) yang dilakukan Kemendikbud pada 2016 menjelaskan, kompetensi matematika siswa SD merah total. Sekitar 77,13 persen siswa SD di seluruh Indonesia mempunyai kompetensi matematika yang sangat rendah (kurang), 20,58 persen cukup dan hanya 2,29 persen yang kategori baik.

Penelitian terbaru pada 2018, Program Research on Improvement of System Education (RISE) di Indonesia merilis hasil studinya yang menawarkan bahwa kemampuan siswa memecahkan soal Matematika sederhana tidak berbeda secara signifikan antara siswa gres masuk SD dan yang sudah selesai SMA.

“Yang disebut gawat darurat yaitu bahwa kemampuan matematika tidak berkembang seiring bertambahnya tingkat sekolah yang diikuti bawah umur dan penurunan yang terjadi dari tahun ke tahun,” ujar peneliti RISE Niken Rarasati yang kutip dari Okezone (13/11/2018).

Terkait dengan itu guru diharapkan tidak lagi fokus pada mengajarkan materi, tetapi juga skill memakai matematika dalam kehidupan sehari-hari. Juga jangan mengejar prestasi atas dasar angka, alasannya yaitu percuma anak menerima nilai 100, tetapi tidak mempunyai kemampuan apa-apa.

Oleh lantaran itu guru mengajarkan siswa supaya bisa menghitung yang kemudian dipakai dalam keseharian. Sebab persoalan yang terjadi di Indonesia yaitu mereka bisa menghafal soal hitungan ibarat satu tambah satu dan seterusnya. Namun dikala dihadapkan pada soal hitungan dongeng mereka kebingungan.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menyatakan, rendahnya kemampuan matematika siswa Indonesia bukan merupakan hal baru. Menurutnya, begitu juga dengan tingkat kemampuan bahasa dan sains. Hal ini terjadi lantaran kemampuan literasi dasar Indonesia juga masih rendah.

Salah upaya yang Kemendikbud lakukan untuk meningkatkan kemampuan matematika yaitu dengan menambah atau meningkatkan kompetensi guru melalui Bimbingan Teknis Penguatan Proses Pembelajaran. Sehingga guru bisa membuat suasana pembelajaran Matematika yang menyenangkan.


Demikianlah Artikel Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar

Sekianlah artikel Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar dengan alamat link https://kejar-paket-c-di-indonesia.blogspot.com/2019/03/belajar-bersama-darurat-matematika-guru.html

Related Posts

0 Response to "Belajar Bersama Darurat Matematika, Guru Harus Mengubah Teladan Ajar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel